Textbook | Pendahuluan, Anak adalah Permata Hati Bagi Orang Tua
Catatan Ibnu SbR – Anak adalah Permata Hati dan harta kekayaan yang paling berharga bagi orang tua. Namun mendidik anak tidak semudah yang dibayangkan, banyak orangtua yang mengeluh karena merasa tidak berhasil dalam mendidik anak. Meskipun sudah berusaha mendampingi anaknya belajar, mendatangkan guru les ke rumah, ikut bimbingan belajar, namun terkadang anak tetap mengalami kesulitan dalam belajar. Banyak orang tua yang mengeluh suka bermain daripada belajar. Hal ini membuat orang tua menjadi stres dan frustasi dalam menghadapi anaknya sehingga tidak jarang mereka menggunakan cara-cara kekerasan dalam mendidik anak.
Di rumah anak-anak dibentak, dicubit, atau dijewer oleh orang tuanya karena tidak mau belajar atau malas mengerjakan PR. Di sekolah anak-anak dihukum disuruh berdiri di depan kelas, dimarahi oleh gurunya karena terlambat masuk kelas, belum mengerjakan PR, dan lain sebagainya. Seolah-olah kekerasan adalah cara instan yang paling efektif dalam mendidik anak. Kekerasan tidak pernah memotivasi anak, justru hanya akan membangkitkan sifat-sifat buruk dan merontokkan potensi keunggulan yang dimiliki oleh anak.
Mendidik memang tidak mudah, mendidik anak memerlukan pengetahuan, kesabaran, komitmen, ketulusan, dan cinta. Karena Hanya dengan cinta anak bisa belajar dengan tenang, gembira, bebas dari rasa takut, dan kekerasan.
Kita perlu menyadari bahwa anak-anak adalah individu yang unik dengan proses perkembangannya yang istimewa. Sebagaimana diungkapkan oleh profesor howard gardner dari Harvard university dalam teori multiple intelligence bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dengan keunikannya masing-masing. Keunikan ini merupakan potensi yang perlu digali dan dikembangkan sehingga mereka bisa sukses sesuai dengan potensinya.
Namun, kalau kita pada umumnya belum mampu mengakomodasi keunikan tersebut. Kurikulumnya pusatkan perhatian pada aspek kognitif semata. Demikian juga dengan sarana prasarana yang masih sangat minim untuk mengembangkan potensi anak.
Selain keunikannya, kita juga perlu memahami sifat-sifat anak yang secara spesifik berbeda dengan orang dewasa, yaitu suka bermain dan suka meniru. Sifat-sifat ini perlu diperhatikan dalam mengembangkan strategi pengajaran yang kreatif pelajaran siswa di kelas menjadi menyenangkan, gembira, penuh antusias, dan tidak membosankan.
Sayangnya, banyak orang tua atau guru yang tidak memahaminya sehingga dalam mendidik mereka lebih suka memaksa anak untuk mengerjakan tugas-tugas yang membosankan. Dalam pendidikan, guru memainkan peranan yang sangat penting. Sebagai pendidik, guru dituntut untuk betul-betul profesional dan teladan bagi murid-muridnya. Tidak hanya menguasai materi pelajaran tetapi juga memiliki sikap dan karakter yang baik, menyenangkan, serta kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran.
Pada artikel selanjutnya kiranya kita dapat berbagi beberapa metode dalam mendidik anak, khususnya pendidikan karakter dan budi pekerti. Kami mengajak pembaca untuk meninjau kembali beberapa metode klasik yang sangat efektif untuk mendidik anak, seperti mendongeng dan membaca cerita yang sangat disukai oleh anak-anak. Selanjutnya kita akan membahas bagian-bagian dari "Melindungi dan Mendidik Anak dengan Cinta" yang ditulis oleh Erlinda, M.Pd dan Dr. Seto Mulyadi Psi.
Bagian 1 Spektrum Cerdas itu Luas
Bagian 2 Belajar adalah hak anak
Bagian 3 Semua anak senang belajar
Bagian 4 Gaya belajar setiap anak berbeda
Bagian 5 Stop kekerasan terhadap anak di sekolah
Bagian 6 Stop kekerasan terhadap anak di keluarga
Bagian 7 Keluarga sebagai pranata sosial
Bagian 8 Didiklah anak sedini mungkin
Bagian 9 Prinsip-prinsip dasar mendidik anak
Bagian 10 Kreatif dalam mendidik
Bagian 11 Waspada teknologi informasi

Komentar
Posting Komentar
Yakin nih gak mau komen?
Pasti ada dong hal yang terpikirkan setelah baca artikelnya. Gak usah ragu, kami menerima semua komentar, saran, maupun kritik yang baik. Kalau kamu punya pertanyaan ketik aja ya. Kami akan balas sesegera mungkin. Terima kasih.